Minggu, 01 Mei 2011

Demam


*Aku tak tahu apa yang tengah ku pikirkan saat ini, seperti sedang galau …
Hatiku gelisah, naluriku tumpul.
Hanya terdengar gemericik air di pemancingan sepi …
Ku sandarakan tubuhku pada penyangga gubuk bambu, sembari menghela nafas panjang menghempaskan kepenatan.
Tapi masih saja, setumpuk risau mengusik batinku yang ingin berdamai.
Memuat kepalaku terasa berat …
Aku ingin berteriak, namun lelah …
Aku ingin menangis, tapi apa yang ku tangisi??? …
Cuma cuaca yang sedikit gerimis mewakilkan air mata.
Ya Tuhan, dengarkanlah aku ….

*Aku mendengarkan, hiruk pkuk ikan-ikan itu bersenandung riang menyambut datangnya gerimis dengan senang ….

Namun mengapa hatiku juga tak mau senang setelah aku mencoba untuk tenang?
Tadi matahari sedikit tersenyum, memberikan sepercik cahaya terang di tempat ini yang terlihat menggelap.
Namun mengapa hati ini masih terasa senyap, setelah aku menghela kepenatanku untuk lenyap?
Lagi-lagi ku sapa mendung, membuat hatiku kembali mendung.
Meski kadang mentari datang dan tersenyum sesaat, namun jiwaku seolah berjalan tersesat.
Akhhhhh, entahlah …
Semua kosong, membuaku hanya bisa bengong.
Melamunkan sesuatu yang membuatku jadi melompong, dan duduk mematung seperti ke pompong.


*Aku gusar, hatiku nyasar …
Namun nyaliku tak cukup besar untuk pergi berlayar menjejaki hidup yang terus bergulir.
Tapi hidup ini tak jauh seperti air, yang hidupnya terus mengalir.
Mendung mulai mereda, dan mentari mulai menyapaku hangat.
Meski sesekali terdengar suara gemuruh halilintar …




Tidak ada komentar:

Posting Komentar