Saya tahu bagaimana itu rasanya sebelum dan sesudahnya.
Saat-saat dimana kamu bekerja, menerima selembar slip gaji, memenuhi kebutuhan
sendiri, membeli sesuatu yang kamu suka dan berhenti meminta uang kepada
orangtuamu. Iya, saya tahu itu. Dan sayapun pernah menikmatinya meski saya
harus bekerja seperti budak berjam-jam, dengan tekanan, paksaan, denda potong
gaji, tidak ada liburan, bahkan dengan gaji yang sangat minimalis tapi saya
menikmati hasilnya. Menikmati menjadi orang yang mandiri, bekerja keras hanya
untuk sesuap nasi seharga 8.000 rupiah dan membayar semua billnya sendiri. Dan
semua itu akan menjadi sangat frustasi ketika kamu menyadari kenyataan. Hanya
duduk dirumah, tidak ada lagi pekerjaan, tidak ada lagi penghasilan, umur yang
semakin matang, apakah tidak cukup malu untuk meminta selembar uang kertas
kepada orangtuamu? Rasanya seperti itu, keadaan yang membuatmu menjadi setengah
gila dan frustasi, tidak bisa lagi memenuhi kebutuhan bulanan sendiri, tidak
bisa lagi menyisahkan uang untuk membeli sesuatu yang sangat kamu suka, bahkan
tidak mampu hanya untuk membayar transportasi umum dan pergi rekreasi atau
sekedar berkunjung sahabat lama. Iya tidak ada bill yang bisa dibayar, dan
semua memiliki harga yang mahal ...
Saya tahu perasaan itu, cemas, malu, putus asa, sedih,
merasa tidak berguna, tidak memiliki pilihan. Iya saya mengerti dan memahaminya
dengan sangat baik ...

Saya katakan saya bukanlah seorang pengemis yang suka
meminta-minta, ada perasaan yang begitu malu ketika menerima selembar uang dari
oranglain. Bukan, itu bukan saya orang yang suka meminta-minta. Saya cukup
gengsi untuk mengatakannya meski saya dalam keadaan SANGAT krisis sekalipun.
Tapi apakah saya harus menolak ketika saya benar-benar harus mengakui bahwa
saya ini tidak punya apa-apa dan mempertahankan sikap gengsi saya? ... Saya
menyadari menerima sesuatu dari oranglain ada perasaan yang begitu malu seperti
saya ini sudah tidak mampu, tapi kenyataanya memang saya sedang tidak mampu.
Dan saya tidak ingin mencoba menolaknya seperti kebodohan saya waktu-waktu lalu
...
Ibu saya selalu mengingatkan saya tentang satu
hal"Ketika seseorang memberimu sesuatu dengan cara dan tujuan yang baik,
maka kamu boleh mengambilnya atau menerimanya dengan cara yang baik pula, namun
jika seseorang tidak memberikanmu apapun maka janganlah kamu pernah meminta sesuatu
darinya."harga diri" adalah sesuatu yang tidak bisa dijual murah.
Tetaplah menjadi perempuan yang selalu dengan kesederhanaanya" itulah
mengapa ibu saya memberikan nama Gayatri, beliau mengharapkan suatu saat saya
tumbuh menjadi wanita yang memiliki tiga kekuatan dan kemampuan dalam dirinya
untuk mampu bertahan menghadapi kenyataan hidup dan tidak akan ditumbangkan
dengan mudah ...
Ibu, terima kasih ....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar