Ku rindu dia seperti mata namun tak mampu untuk melihat..
Ku rindukan dia bagai telinga tapi tak mampu untuk mendengar..
Dan ku rindukan dia pula bagai mulut yang tak mampu bersuara
dan bagai kaki yang tak mampu lagi berjalan..
IBU..
telah berapa lama waktu merenggangkan jarakmu dan aku…
Telah berapa waktu ku lewati tanpa peluk hangatmu dan belaian tanganmu yang selalu mengusap rambutku dengan lembut.
Di sini seperti waktu-waktu lalu ku tawarkan sepi pada malam..
menceritakan kisah rindu anak pada ibunya.
Sambil menatapi langit-langit kamar yang melukiskan seberkas wajah wanita mulai lanjut usia..
Di keningnya,dapat ku hitung berapa banyak guratan yang menyadarkan aku bahwa aku sudah lagi bukan gadis kecilmu yang selalu ingin aku minta kau timang seperti dulu.
mengucir rambutku dengan pitah warna-warni seperti pelangi yang selalu ku gambar dengan crayon kesayanganku..
dan memberikanku berbagai macam boneka untuk menemani tidurku..
IBU..
aku rindu kau,rindu anak pada ibunya…
masihkah waktu akan memberikanku kesempatan untuk dapat memelukmu seperti dulu???...
setelah kini aku beranjak dewasa???...
IBU…
Aku rindu kau,rindu anak pada ibunya..
Rindu ibuku..
“Ananda Tercinta”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar